iseng browsing dengan keyword buku eat, pray, love n tertarik baca postingan Rinyyunita, dan aku suka ama tulisan mba.
Emang benar yah ngapain capek2 nyari jalan keluar dari persoalan hidup, Islam adalah jawabannya.
Dulu ketika jaman2 SMP,SMA, dan kuliah, jaman pencarian jati diri, jujur aku pun sempat ingin menjadi atheis karena merasa agama tidak memberikan jalan kaluar, namun seiring berjalannya waktu, kemapaman ilmu agama, ilmu psikologis, kemapanan mengolah emosi, sering instropeksi dan merenung (kontemplasi) akhirnya saya sadar Islam lah jalan keluarnya.
Terbukti kehidupan hedonis dan materialistis di dunia, misalnya Amerika dan Jakarta tidak memberikan ketenangan dan kebahagiaan batin.
Tinggal pilih di 1/4 malam asyik main game atau shalat tahajjud dan bermeditasi dengan zikir.
Aku terkesan dgn Bali paling tidak tmp2 yg aku kunjungi ketika honeymoon, mnrt aku masyarakat Bali begitu bijaksana menghadapi kenyataan bhw mereka hidup dari pariwisata tetapi begitu arif menjalani keseharian mereka, jika wisatawan lokal dan mancanegara memakai tank top tetapi wanita asli Bali tidak ikut2an memakai tank top atau istilahnya shock culture, mereka low profile, tetap beribadah sesuai ajaran agama dan tetapi tdk lantas ikutan clubbing.
Bali memang perpaduan ketenangan dan kesenangan. Tetapi klo boleh aku katakan (tanpa riset nih hanya pandangan pribadi) Bali itu cenderung menjalankan ibadah kesehariannya berdasarkan adat istiadat, bukan ajaran Hindunya. Klo orang Jawa disebutnya Jawa kejawen yaitu orang yang cenderung menjalankan ritual budaya ketimbang ajaran Islamnya.
Pertanyaannya sebenarnya Bali itu menjadi tenang karena ajaran agama Hindunya atau karena mereka memegang teguh, memelihara dan menjalankan ritual budaya adat istiadat dari leluhur? Jawabannya mungkn 22nya.
Sayang sekali Liz Gilbert belum berkenalan dengan Islam.
Menurut aku (lagi2 berdasarkan logika sendiri) Budaya itu berasal dari pemikiran dan perbuatan manusia, karena itu berasal dari manusia so bisa berubah kapan saja dan dimana saja. berbeda dengan agama (Islam) yang berasal dari Tuhan (Allah SWT). Sehingga ritual budaya atau adat istiadat yang tumbuh dimasyarakat tidak selalu perlu di taati atau dijalankan. Yah diatur aja sesuai kebutuhan, berbeda dengan aturan agama yang memang harus dipatuhi.
Ketika menikah aku tidak menjalankan ritual adat istiadat karena menurutku tidak sesuai dengan ajaran agama tetapi aku memakai baju adat Yogya karena aku memang berasal dari suku Jawa (aku belum berjilbab) dan tetap mengadakan acara sungkeman kepada orang tua karena menurutku sepanjang budaya yang berasal dari Indonesia tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam kenapa tidak dipertahankan dan sungkeman itu tidak melanggar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar